Senin, 27 Januari 2014



Untuk Aku,
Hai, Apa kabar? Kau terlihat keren hari ini. Bagaimana harimu, menyenangkan?
Kau tampaknya benar-benar sehat dan bahagia hari ini. Itu membuatku senang, karena aku selalu mengharapkan yang terbaik untukmu.

Ya, meskipun dalam beberapa waktu terakhir kau pernah mengeluh, agak kesulitan beradaptasi dengan lingkungan barumu, sehingga itu membuatmu larut dalam aktivitas dan kesendirianmu sendiri. Terlebih lagi berbagai macam problema hidup yang menerjangmu bertubi-tubi.
Memang, melebur dan menyatu dengan masyarakat (khususnya lingkungan baru) yang berbeda terasa sangat sulit. Apalagi jika kau merasa adalah seseorang yang berbeda.
Namun bagaimana pun juga, jangan merasa tersisihkan ya! kau harus berjuang membuat mereka dapat menerima eksistensimu, tentunya sebagai identitasmu sendiri (bukan berarti kau harus menjadi seperti mereka). Bukankah menyenangkan bertemu dengan komunitas baru, dan wajah-wajah yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Kuharap kau segera mendapat banyak teman.

Oya, apapun kesalahan yang telah kau perbuat dalam hidup, sebenarnya kau adalah sosok yang teramat baik. Aku tau, dibalik sikapmu yang pendiam dan terlihat "cool" kau adalah orang yang sangat memperdulikan orang lain.
Sosok yang menyimpan keprihatinan, kegelisahan, dan mungkin juga kemarahan.
Hanya saja, sebagian orang menilai (mungkin kau juga merasakan) di sisi lain kau adalah orang yang misterius dan kesepian. Berhentilah beranggapan negatif bahwa manusia-manusia itu tidak cocok denganmu, tidak sepaham, selalu menyepelekanmu, merasa mereka tidak pernah mau memahami orang lain.

Kuharap kau dapat merubah pandanganmu itu, dan berfikir lebih positif!
Memang sulit mencari sahabat ketika kau merasa mereka sibuk dengan hiruk-pikuknya masing-masing, dengan kepentingan, dan ambisinya masing-masing.
Ya, diluar matahari membakar, mesin menyala, jam berputar, asap pabrik mengepul, jalanan dan lalu lintas sesak dipenuhi ribuan pengendara yang mengejar waktu, pengamen menyanyikan bait-bait lagu dengan suara lirih sembari memikirkan nasib perut mereka malam nanti yang telah meronta sedari tadi, pedagang sibuk berteriak menjajakan dagangan mereka sambil sesekali bertengkar tentang harga dengan para pembeli yang bersikeras menawar, berita kebakaran di televisi yang di sebabkan arus pendek, harian sore menyuguhkan berita tentang korupsi di halaman depan, nasib kaum buruh yang masih mengenaskan, manusia sableng DPR yang menonton video porno saat rapat, jasad TKW yang pulang tak bernyawa setelah binasa disiksa majikan, dan kesibukan remaja yang terjerat pergaulan hedonis.

Semua itu melahirkan keprihatinan yang dalam.

Dunia dan hiruk-pikuknya.
Aku paham, terkadang memang semua itu membuatmu muak, bosan, dan lelah menjalani sandiwara di panggung dunia ini.
Tak bisakah sedikit saja dunia menjadi lebih tenang? damai, dan hening.
Ditengah arus kehidupan yang memaksa untuk tetap mengepalkan jemari, aku bisa merasakan kau seumpama binatang yang berdiri tegak sendiri, menghunus belati mimpi dalam kubangan diantara mereka sebayamu yang hidup berkelompok, merumput bersama, dan melenakan diri dalam telaga. 
Terlahir dan hidup di muka bumi memang tak pernah lepas dari pilihan dan konsekuensi, rasa sakit, luka, dan masalah yang menghujam dirimu bertubi bagaikan hujan. 
Namun ingatlah, semua itu adalah pengasah dirimu. Ratapan tidak akan menghasilkan jalan keluar, cara efektif menyelesaikannya adalah dengan hadapi! dan bersabar.

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"
(94.5-6)

Tuhan bahkan menegaskannya dua kali dalam surat ini. Lihatlah! Betapa sayangnya Tuhan kepadamu, betapa tidak!
Dia telah memberimu kisah hidup yang telah dan akan mengajarkanmu untuk tegar, dan menjadi juara sejati.
Ingat, kau dahulu terlahir sebagai pemenang, dan kau harus mati sebagai juara yang terkenang.
Kau terlahir sebagai seorang lelaki! Tugasmu untuk memakmurkan dunia.
Kekuatan dan keperkasaanmu teramanahkan untuk melindungi dan berbakti.
Seperti Morgue Vanguard yang berteriak lantang dengan lirik lagunya yang mengatakan "Lebih baik mati terlupakan dari pada selamanya dikenang orang karena menyerah!"
Teruslah berjuang! hadapi tapak demi tapak perjalanan ini hingga kelak kau tak bernafas.
Seperti pohon pisang, yang pantang mati sebelum berbuah.
Maka, berartilah...
Lanjutkan kehidupanmu dalam luasnya spektrum kehidupan.
Dan menjadi berarti bagi hidup dan kehidupan, bagi manusia dan kemanusiaan.
Seperti seorang samurai yang memulai dan mengakhiri segala sesuatu dengan kehormatan.
Karena, masih banyak misteri kehidupan yang belum kau selami...

Jika tidak sibuk, balaslah surat ini. Aku akan menunggu.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!